Mukomuko, Bengkulu – Pasca mencuatnya pemberitaan mengenai kondisi memprihatinkan salah satu SMP Negeri di Kabupaten Mukomuko yang nyaris roboh, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko akhirnya angkat bicara.
Melalui Kepala Bidang Pendidikan, Ramon Hosky, ST pihak dinas mengakui bahwa masih banyak sekolah, khususnya SMP, yang berada dalam kondisi tidak layak dan membutuhkan perhatian serius. “Pemenuhan sarana dan prasarana sekolah sudah menjadi salah satu titik fokus kami. Kami telah memetakan kondisi bangunan sekolah dan mencatat mana saja yang harus segera ditangani,” ujar Ramon saat dikonfirmasi pada Kamis (13/2/2025).
Menurutnya, ada dua langkah utama yang sedang diupayakan, yaitu merehabilitasi bangunan sekolah yang mengalami kerusakan berat serta membangun gedung baru guna memenuhi standar pendidikan yang lebih baik. Beberapa sekolah yang saat ini masuk dalam kategori rusak berat dan mendesak untuk diperbaiki di antaranya adalah SMPN 47, SMPN 38, SMPN 37, SMPN 29, SMPN 19, dan SMPN 18.
“Tentu saja dengan keterbatasan anggaran, perbaikan ini dilakukan secara bertahap. Tahun ini, kami fokus pada rehabilitasi SMPN 29 dan SMPN 19, sementara sekolah lainnya akan dianggarkan dalam tahun berikutnya,” jelasnya.
Salah satu sekolah yang kondisinya cukup mengkhawatirkan adalah SMPN 18, yang hanya memiliki 29 siswa dan terdiri dari tiga bangunan utama—Ruang Kelas Belajar (RKB), gedung administrasi, serta laboratorium IPA dengan total 13 ruangan, termasuk empat toilet. “Saat ini, kondisi gedung administrasi dan RKB sangat rusak, sehingga membutuhkan perhatian segera,” tambah Ramon.
Selain upaya rehabilitasi, Dinas Pendidikan juga mengimbau seluruh sekolah untuk memperbarui data mereka dalam sistem Dapodik sesuai dengan kondisi sebenarnya. Hal ini bertujuan agar perencanaan revitalisasi sarana dan prasarana pendidikan dapat lebih tepat sasaran.
Dengan adanya janji perbaikan dari pemerintah daerah, harapan pun muncul bagi para siswa dan tenaga pengajar di Mukomuko agar dapat menikmati fasilitas belajar yang lebih layak di masa mendatang. Namun, apakah perbaikan ini dapat terealisasi sesuai rencana, masih menjadi pertanyaan yang menunggu jawaban dari pemerintah daerah.(*)