BENGKULU – Jelang perayaan budaya Tabot yang menjadi ikon Provinsi Bengkulu, Kerukunan Keluarga Tabot (KKT) menyampaikan sikap resmi melalui konferensi pers pada Jumat sore (16/5). Bertempat di kawasan Bencoolen, pertemuan ini dihadiri oleh 17 perwakilan keluarga Tabot Penja dan dipimpin oleh Ketua KKT Bencoolen, Achmad Syafril SY.
Dalam kesempatan tersebut, KKT secara tegas menolak rencana pemindahan lokasi perayaan Tabot dari kawasan View Tower ke Sport Center Pantai Panjang. Menurut KKT, keputusan tersebut tidak pernah dikonsultasikan atau didiskusikan bersama keluarga Tabot sebagai pelaku utama tradisi.
“Kami tidak pernah diajak bicara dalam pengambilan keputusan ini. Tiba-tiba muncul kabar Tabot dipindah ke Sport Center. Kami keberatan. Kalau mau buat festival lain, silakan, tapi jangan pakai nama Tabot,” ujar Syafril dalam pernyataannya.
Penolakan itu menjadi salah satu dari dua tuntutan utama KKT, yang juga menyoroti kecilnya anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk perayaan tahun ini. Dari surat yang diterima pihak KKT, Dinas Pariwisata hanya menganggarkan dana sebesar Rp90 juta, angka yang disebut jauh dari cukup.
“Kami ingin menggelar Tabot yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Tapi dengan anggaran segitu, sangat sulit. Rata-rata satu Tabot saja butuh Rp20 juta. Kami punya banyak Tabot. Silakan hitung sendiri,” tegasnya.
Selain meminta revisi anggaran, KKT juga mendorong agar Pemerintah Provinsi Bengkulu memaksimalkan dukungan dari sektor swasta. Syafril menilai, Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, memiliki peran penting dalam mengupayakan dukungan lewat program CSR dari ratusan perusahaan yang berada di bawah pengawasan pemprov.
“Kalau APBD terbatas, kenapa tidak libatkan perusahaan lewat CSR? Ada lebih dari 100 perusahaan baru di bawah pemprov, tinggal ada kemauan atau tidak untuk mendukung pelestarian budaya daerah ini,” ujarnya.
KKT menyampaikan dua poin penting sebagai bentuk tuntutan resmi kepada pemerintah:
1. Mendesak Gubernur Bengkulu untuk mengevaluasi dan menambah anggaran kegiatan Tabot 2025.
2. Menolak rencana pemindahan lokasi perayaan Tabot ke Sport Center dan meminta agar kegiatan tetap dilaksanakan di View Tower seperti tahun-tahun sebelumnya.
Festival Tabot merupakan warisan budaya yang tidak hanya memiliki nilai spiritual dan historis bagi masyarakat Bengkulu, tetapi juga daya tarik pariwisata yang penting. KKT menegaskan bahwa tanpa dukungan nyata dari pemerintah, keberlangsungan tradisi ini bisa terancam.(*)