Bengkulu – Tragedi tenggelamnya kapal wisata yang mengangkut puluhan wisatawan dari Pulau Tikus ke Pantai Malabero, Kota Bengkulu, pada Minggu (11/5) sore, menyisakan duka mendalam. Kapal yang membawa 104 orang itu karam di perairan Malabero usai diterjang badai, mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia dan 34 lainnya harus dirawat di rumah sakit.
Peristiwa nahas ini langsung mendapat perhatian serius dari Menteri Pariwisata, Widiyanti Wardhana. Dalam pernyataan resminya pada Senin (12/5), Menpar menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarganya.
“Kami sangat prihatin dengan kejadian ini, dan atas nama Kementerian Pariwisata kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam. Semoga keluarga korban diberi ketabahan dan kekuatan,” ujar Widiyanti.
Kapal nahas tersebut diketahui membawa 1 nakhoda, 5 anak buah kapal (ABK), dan 98 wisatawan. Kementerian Pariwisata menyebutkan, kapal mengalami kebocoran setelah dihantam badai saat perjalanan menuju daratan.
Menpar menegaskan bahwa keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan pariwisata, terutama wisata bahari yang memiliki risiko tinggi.
“Pengawasan terhadap operasional kapal wisata perlu dilakukan secara berkala. Setiap kapal harus memenuhi standar kelayakan, baik dari sisi teknis maupun kesiapan dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem,” tegas Widiyanti.
Ia juga mengingatkan seluruh pelaku industri wisata untuk mematuhi kapasitas muatan kapal dan terus memantau informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Sebagai langkah lanjutan, Kemenpar meminta instansi terkait di Bengkulu, seperti Dinas Perhubungan, Kantor Kesyahbandaran, hingga Otoritas Pelabuhan, untuk segera melakukan audit menyeluruh terhadap seluruh operator kapal wisata.
Audit tersebut mencakup aspek kelayakan teknis kapal, kelengkapan alat keselamatan, serta kompetensi awak kapal. Langkah ini diambil guna memastikan tragedi serupa tidak kembali terulang di masa mendatang.
“Keselamatan pengunjung tidak bisa ditawar. Ini harus menjadi komitmen bersama,” pungkas Widiyanti.(*)
Sumber: kumparan.com